Hanya ingin mencatat pengalaman dan sedikit berbagi saja tentang pengalaman saya saat menghadapi kasus hernia putra saya. Nggak lama setelah Radi lahir, kira-kira pas usianya 2 minggu, saya mendapati ada bulatan menonjol sebesar biji kelereng di bawah pusar kiri di atas kemaluannya. Ketahuannya pas lagi abis waslapin Radi dan mau dikasih baju. Seperti biasa, Radi masih benci banget ditelanjangi dan dimandiin, jadi nangis kencang. Nangisnya dia kayaknya memicu kemunculan “si kelereng”.
Saya nggak terlalu awam dengan hernia karena suami saya cerita dia pernah dioperasi hernia waktu umur setahun. Jadi udah ada bayangannya sedikit. Udah tahu kalau hernia ini kasus yang cukup biasa terjadi pada bayi sampai anak kecil. Setahu saya juga hernia ini bisa sembuh sendiri seiring pertumbuhan usianya.
Tapi sebagai seorang ibu baru, tetap aja saya cemas. Maka browsinglah saya tentang kasus hernia pada bayi ini. Berikut penjelasan yang saya dapat, kurang lebihnya:
HERNIA pada bayi dan anak dapat terjadi pada beberapa bagian tubuhnya, antara lain di pelipatan paha, umbilikus atau pusar, sekat rongga dada, dan perut (disebut diafragma) serta bagian-bagian lainnya. Yang umum terlihat langsung adalah hernia pada umbilikus atau pusar, serta pada pelipatan paha karena dapat langsung ke kantung buah pelir.
Pada bayi dan anak, hernia terjadi karena tidak tertutupnya beberapa lubang yang pernah ada semasa bayi dalam kandungan. Sebelum atau sesudah bayi lahir seharusnya lubang-lubang tersebut menutup, namun pada bayi dan anak yang mengalami hernia hal ini tidak terjadi.
Kadangkala, hernia hanya terlihat saat bayi menangis, batuk, atau ngeden ketika pup. Sampai kini, tidak ada penyebab yang jelas. Umumnya, disebabkan karena peningkatan tekanan dalam rongga perut, karena sejak dalam kandungan sudah ada bagian dinding perut yang lemah, atau keduanya. Pada bayi dan anak, faktor risiko terjadinya hernia adalah ketidakmatangan organ dan riwayat keluarga.
Hernia pada bayi dan anak seringkali tidak memberikan keluhan sebelum terjadi komplikasi. Umumnya, adanya benjolan di tempat-tempat tersebut seringkali tidak mendapatkan perhatian dari orangtua bayi dan anak karena tidak menimbulkan keluhan dan masalah untuk bayi dan anak tersebut, kecuali orangtua yang sangat sensitif dan sangat perhatian pada bayi dan anaknya.
Keluhan yang paling sering, para orangtua pasien melihat dan meraba adanya benjolan pada umbilikus (pusar) atau pelipatan paha maupun kantong buah pelir pada anak laki-laki. Hernia pada pelipatan paha umumnya diketahui orangtua pasien setelah benjolannya besar dan memberikan rasa sakit pada bayi dan anak tersebut. Gejala lainnya timbul berupa sakit atau nyeri pada daerah terjadinya hernia akibat terjepitnya isi kantong hernia tersebut. Jika yang terjepit usus, maka gejala yang terlihat lebih hebat berupa muntah, perut kembung, gangguan bab, dan lain-lainnya. Pada bayi dan anak perempuan, seringkali yang terjepit di dalam kantung hernia adalah indung telur sehingga bayi dan anak tampak kesakitan bahkan dapat mengalami syok karena rasa sakit.
Hernia pusar yang tanpa komplikasi umumnya dapat tertutup sendiri pada usia anak lebih besar, sekitar usia 2-5 tahun. Namun selama itu pusar atau umbilikus akan kelihatan menonjol besar sehingga secara kosmetis orangtua pasien menganggap itu suatu masalah. Pengobatan pada hernia pusar dengan pembedahan diperlukan jika lubang yang terjadi ukurannya 2 cm atau lebih, karena tidak mungkin akan menutup sendiri. Atau, jika hernia sampai anak usia sekolah, maka dapat dilakukan pembedahan berencana.
Bila hernia kecil, masih ada waktu untuk observasi. Nah, diperlukan intervensi berupa operasi jika hernia terus membesar atau menimbulkan nyeri. Operasi hernia adalah prosedur bedah yang ringan. Dokter akan membuat sayatan kulit di area hernia, mendorong bagian usus yang keluar agar kembali masuk ke rongga perut, serta menjahit atau menutup lubang tadi.
Pada hernia pelipatan paha, pembedahan merupakan terapi yang terbaik, begitu hernia ini telah ditegakkan diagnosisnya. Kalau hernia ini mengalami komplikasi, terjadi tanda-tanda terjepitnya isi kantong hernia, maka pembedahan harus dilakukan segera dengan persiapan minimal untuk menyelamatkan organ yang terjepit dalam kantong hernia. Risiko pembedahan segera ini cukup tinggi, baik risiko dari segi pembedahan maupun pembiusan. Dengan demikian, jika terdapat hernia pada pelipatan paha bayi dan anak-anak, pembedahan berencana sudah harus dipersiapkan tanpa memperhatikan usia dan berat badan bayi dan atau anak. Karena, pembedahannya sendiri merupakan tindakan untuk memutus hubungan rongga perut dengan kantong hernia.
EmoticonEmoticon